- Back to Home »
- Apakah Libya Merupakan Sebuah Bagian dari Strategi Globalis?
Posted by : Tyo19
Jumat, 01 April 2011
[Is Libya Part of a Globalist Strategy?]
Oleh: Christian Soderberg
Dalam buku " The Grand Chessboard," yang diterbitkan pada tahun 1997, Zbigniew Brzezinski menganjurkan diciptakannya sebuah "zona-global kekerasan yang disebarkan secara bertahap," ke wilayah-wilayah yang mencakup Asia Tengah, Turki, Rusia Selatan, dan perbatasan Barat Cina. Ini juga termasuk seluruh wilayah di Timur Tengah, Teluk Persia (Iran), Afghanistan dan Pakistan.
Seperti biasa, rakyat hanya merupakan umpan meriam untuk orang super kaya.
The Pakistan Observer baru-baru ini melaporkan bahwa ratusan pasukan khusus Amerika Serikat, Inggris dan Perancis telah tiba pada malam hari tanggal 23 Pebruari 2011 di dekat kota-kota Libya bagian Timur, Benghazi dan Tobruk sebagai "penasehat" para pemberontak yang anti-Gaddaffi,
Pasukan Khusus ini mungkin bekerja sama dengan milisi yang terkait dengan Front Nasional untuk Keselamatan Libya (NFSL). CIA ternyata mendukung kelompok oposisi ini dalam kudeta yang gagal terhadap Gaddaffi pada tahun 1984.
NFSL dipimpin oleh Ibrahim Abdulaziz Sahad, dan gerakannya hidup di pengasingan di Amerika Serikat.
NFSL juga sebagai anggota kelompok dalam 'Konferensi Nasional untuk Oposisi Libya', salah satu kelompok yang mengorganisir protes anti-Gaddaffi/pemerintah di Libya.
Menurut Reuters, koalisi lain dalam kelompok pemberontak Libya adalah Dewan Nasional Libya, menyerukan serangan udara yang didukung PBB kepada "tentara bayaran asing",. Meskipun hanya tiga hari sebelumnya juru bicara yang sama, Hafiz Ghoga, seorang pengacara hak asasi manusia, kepada Reuters, mengatakan "Kami benar-benar menentang intervensi asing. Libya akan dibebaskan oleh rakyat.."
Menurut Reuters, koalisi lain dalam kelompok pemberontak Libya adalah Dewan Nasional Libya, menyerukan serangan udara yang didukung PBB kepada "tentara bayaran asing",. Meskipun hanya tiga hari sebelumnya juru bicara yang sama, Hafiz Ghoga, seorang pengacara hak asasi manusia, kepada Reuters, mengatakan "Kami benar-benar menentang intervensi asing. Libya akan dibebaskan oleh rakyat.."
Nampak bahwa Globalis (bankir internasional dan industrialis) mengendalikan Washington, NATO dan Uni Eropa, mencoba untuk mengarahkan revolusi Libya sesuai dengan yang mereka kehendaki, dan tujuannya adalah untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari minyak dan gas Libya.
Akan tetapi intervensi Barat akan berfungsi sebagai provokasi yang dilakukan Globalis terhadap Islam-radikal dalam rangka memperpanjang 'Perang Melawan Teror serta menciptakan banyak kekacauan untuk mengalihkan perhatian dari kebejatan moral di Barat.
Akan tetapi intervensi Barat akan berfungsi sebagai provokasi yang dilakukan Globalis terhadap Islam-radikal dalam rangka memperpanjang 'Perang Melawan Teror serta menciptakan banyak kekacauan untuk mengalihkan perhatian dari kebejatan moral di Barat.
Illuminati Berada Di Belakang Protes-protes anti-Pemerintah
Protes-protes pro-demokrasi di Timur Tengah didanai oleh para milyuner Globalis seperti George Soros, seorang tangan kanan Rothschild.
Tokoh penting lainnya adalah Zbigniew Brzezinski, anggota Komisi Trilateral [Trilateral Commission], Bilderberg Group dan Dewan Hubungan Luar Negeri [Council on Foreign Relations], dan penasihat senior kelompok 'International Crisis Group' yang terhubung erat dengan Bank Dunia dan George Soros, kelompok dimana Mohamed ElBaradei meninggalkannya pada Januari 2011, tepat sebelum kembali ke Mesir untuk menjadi "bagian dari revolusi demokratis".
Dalam bukunya 'The Grand Chessboard: American Primacy and Its Geostrategic Imperatives', yang diterbitkan pada tahun 1977, Brzezinski menekankan pentingnya akan dominasi Amerika atas Asia Tengah atau " Balkan Eurasia" yang kaya minyak/energi
Zbigniew Brzezinski menganjurkan diciptakannya sebuah "zona-global kekerasan yang disebarkan secara bertahap," ke wilayah-wilayah yang mencakup Asia Tengah, Turki, Rusia Selatan, dan perbatasan Barat Cina. Ini juga termasuk seluruh wilayah di Timur Tengah, Teluk Persia (Iran), Afghanistan dan Pakistan.
Protes-protes pro-demokrasi di Timur Tengah didanai oleh para milyuner Globalis seperti George Soros, seorang tangan kanan Rothschild.
Tokoh penting lainnya adalah Zbigniew Brzezinski, anggota Komisi Trilateral [Trilateral Commission], Bilderberg Group dan Dewan Hubungan Luar Negeri [Council on Foreign Relations], dan penasihat senior kelompok 'International Crisis Group' yang terhubung erat dengan Bank Dunia dan George Soros, kelompok dimana Mohamed ElBaradei meninggalkannya pada Januari 2011, tepat sebelum kembali ke Mesir untuk menjadi "bagian dari revolusi demokratis".
Dalam bukunya 'The Grand Chessboard: American Primacy and Its Geostrategic Imperatives', yang diterbitkan pada tahun 1977, Brzezinski menekankan pentingnya akan dominasi Amerika atas Asia Tengah atau " Balkan Eurasia" yang kaya minyak/energi
Zbigniew Brzezinski menganjurkan diciptakannya sebuah "zona-global kekerasan yang disebarkan secara bertahap," ke wilayah-wilayah yang mencakup Asia Tengah, Turki, Rusia Selatan, dan perbatasan Barat Cina. Ini juga termasuk seluruh wilayah di Timur Tengah, Teluk Persia (Iran), Afghanistan dan Pakistan.
"Selain itu, karena Amerika merupakan sebuah masyarakat yang semakin multi-budaya, hal itu mungkin merasa lebih sulit untuk membiasakan konsensus mengenai isu-isu kebijakan luar negeri, kecuali benar-benar dalam menghadapi keadaan ancaman besar dan luas yang dianggap sebagai ancaman eksternal langsung." (211)
Buku ini diterbitkan empat tahun sebelum kejadian serangan 9 / 11 sehingga menjadikan rakyat Amerika serta dunia mendukung invasi Illuminati di Balkan Eurasia, Afghanistan dan Irak.
Buku ini diterbitkan empat tahun sebelum kejadian serangan 9 / 11 sehingga menjadikan rakyat Amerika serta dunia mendukung invasi Illuminati di Balkan Eurasia, Afghanistan dan Irak.
Strategi Illuminati?
Sampai batas tertentu dari intervensi NATO, kita dapat melihat gejolak yang berkepanjangan dimana pemerintahan-pemerintahan Barat akan mempersenjatai pasukan lokal untuk melicinkan jalan bagi mereka. Hal ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun seperti yang kita lihat di Irak.
Irak telah hampir mendekati keadaan perang saudara sejak "invasi-koalisi" pada tahun 2003, sedangkan operasi rahasia Inggris dan Amerika Serikat yang tertangkap basah melakukan kekerasan namun kesalahannya ditimpakan kepada milisi Sunni dan Syiah.
Kelompok Islam radikal mengambil bagian dalam pemberontakan Libya. "Imarah Islam Barqa" dikatakan telah menyita persenjataan dan 70 kendaraan militer dengan bantuan perwira tentara Libya.
Francois Fillon, Perdana Menteri Perancis, menyatakan perang terhadap Al Qaeda pada Juli 2010 setelah kematian pekerja sukarela Perancis, Michel Germaneau yang diculik di Niger pada bulan April 2010.
Tentu saja, "Al Kaeda" merupakan ciptaan CIA. Anda tidak dapat melakukan perang tanpa musuh. Dewasa ini orang-orang tidak akan bangkit "untuk memperjuangkan hak-hak mereka" kecuali mereka benar-benar disponsori.
Globalis juga menggunakan'Perang psikologis' untuk membuat radikalisme Afghanistan termasuk pelajaran yang dimuat dalam buku sekolah, yang dicetak ulang selama era Taliban di tahun 1990-an.
"Menjelang berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat menghabiskan jutaan dolar untuk memasok sekolah Afghanistan dengan buku-buku pelajaran yang penuh dengan gambar kekerasan dan ajaran Islam militan, bagian dari upaya rahasia dalam rangka mendorong perlawanan terhadap pendudukan Soviet" tulis the Washington Post
Artikel terbaru ini ditulis oleh David Rothscum mengenai rincian keterlibatan intelijen Barat di Libya yang kaya minyak. Dia menghubungkan kepada sebuah artikel yang dimuat the Guardian tentang klaim oleh seorang perwira MI5 Inggris, David Shayler, bahwa MI6 mendanai kelompok Islam Libia yang mempunyai hubungan dengan Al Qaeda dalam upaya pembunuhan yang gagal kepada Gaddaffi pada tahun 1996.
Kekacauan dan pemberontakan di negara-negara kaya sumber alam membantu Illuminati dalam rangka mendapatkan minyak, gas serta usaha bisnis lainnya dengan harga lebih murah, sambil mengalahkan kompetitor yang lemah.
Setelah beberapa "keadaan kekacauan" telah dicapai, daerah konflik perlu menemukan cara dalam meningkatkan pendapatan untuk membangun kembali negara. Para bankir Illuminati telah siap “mengulurkan tangan” menawarkan bantuan kepada mereka’
Sampai batas tertentu dari intervensi NATO, kita dapat melihat gejolak yang berkepanjangan dimana pemerintahan-pemerintahan Barat akan mempersenjatai pasukan lokal untuk melicinkan jalan bagi mereka. Hal ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun seperti yang kita lihat di Irak.
Irak telah hampir mendekati keadaan perang saudara sejak "invasi-koalisi" pada tahun 2003, sedangkan operasi rahasia Inggris dan Amerika Serikat yang tertangkap basah melakukan kekerasan namun kesalahannya ditimpakan kepada milisi Sunni dan Syiah.
Kelompok Islam radikal mengambil bagian dalam pemberontakan Libya. "Imarah Islam Barqa" dikatakan telah menyita persenjataan dan 70 kendaraan militer dengan bantuan perwira tentara Libya.
Francois Fillon, Perdana Menteri Perancis, menyatakan perang terhadap Al Qaeda pada Juli 2010 setelah kematian pekerja sukarela Perancis, Michel Germaneau yang diculik di Niger pada bulan April 2010.
Tentu saja, "Al Kaeda" merupakan ciptaan CIA. Anda tidak dapat melakukan perang tanpa musuh. Dewasa ini orang-orang tidak akan bangkit "untuk memperjuangkan hak-hak mereka" kecuali mereka benar-benar disponsori.
Globalis juga menggunakan'Perang psikologis' untuk membuat radikalisme Afghanistan termasuk pelajaran yang dimuat dalam buku sekolah, yang dicetak ulang selama era Taliban di tahun 1990-an.
"Menjelang berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat menghabiskan jutaan dolar untuk memasok sekolah Afghanistan dengan buku-buku pelajaran yang penuh dengan gambar kekerasan dan ajaran Islam militan, bagian dari upaya rahasia dalam rangka mendorong perlawanan terhadap pendudukan Soviet" tulis the Washington Post
Artikel terbaru ini ditulis oleh David Rothscum mengenai rincian keterlibatan intelijen Barat di Libya yang kaya minyak. Dia menghubungkan kepada sebuah artikel yang dimuat the Guardian tentang klaim oleh seorang perwira MI5 Inggris, David Shayler, bahwa MI6 mendanai kelompok Islam Libia yang mempunyai hubungan dengan Al Qaeda dalam upaya pembunuhan yang gagal kepada Gaddaffi pada tahun 1996.
Kekacauan dan pemberontakan di negara-negara kaya sumber alam membantu Illuminati dalam rangka mendapatkan minyak, gas serta usaha bisnis lainnya dengan harga lebih murah, sambil mengalahkan kompetitor yang lemah.
Setelah beberapa "keadaan kekacauan" telah dicapai, daerah konflik perlu menemukan cara dalam meningkatkan pendapatan untuk membangun kembali negara. Para bankir Illuminati telah siap “mengulurkan tangan” menawarkan bantuan kepada mereka’
Sebagaimana Irak sudah mulai stabil, Libya dijadikan untuk mengisi kekosongan. Illuminati berkembang melalui perang. Pakistan adalah yang berikutnya.
----
Latest:
Latest:
Fancy your chances against the SAS, Gaddafi? Elite troops and MI6 spies poised to help Libyan rebels
http://www.dailymail.co.uk/news/article-1363187/Libya-unrest-UK-spies-SAS-troops-poised-help-Libyan-rebels.html#ixzz1Fjt4qZMQ
http://www.dailymail.co.uk/news/article-1363187/Libya-unrest-UK-spies-SAS-troops-poised-help-Libyan-rebels.html#ixzz1Fjt4qZMQ
".. Diplomat Inggris dan mata-mata terlibat dalam upaya intensif untuk berbicara kepada pasukan oposisi yang dipimpin oleh Mustafa Abdel Jalil, Kepala Dewan Nasional pemberontak Libya.
Sekarang menteri telah menyetujui kehadiran pasukan untuk mengumpulkan informasi dan meningkatkan kemungkinan para pemberontak.
Tim penghubung terutama akan terdiri dari utusan tetapi termasuk beberapa pejabat intelijen.
Mereka akan bergabung dengan Pasukan Khusus yang sudah berada di Libya untuk memberikan perlindungan dan memberikan nasihat informal militer kepada oposisi Libya. "
Sumber: henrymakow.com
Posting Komentar